"Bakar Tongkang adalah salah satu ritual budaya yang sudah melekat di masyarakat Rokan Hilir. Mudah-mudahan, ke depan akan semakin banyak event serupa yang turut mengangkat kekayaan tradisi daerah," ujarnya saat memberikan keterangan pers, Kamis (12/6/2025).
Menurut Job Kurniawan, selain menjadi ajang perayaan budaya, Festival Bakar Tongkang juga berdampak positif terhadap perekonomian lokal, khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kehadiran bazar UMKM serta hiburan malam menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan, yang diharapkan dapat memperkuat sektor ekonomi kreatif Rokan Hilir.
"Ke depan, kami akan mengevaluasi kembali bersama kementerian, pemerintah provinsi, maupun kabupaten untuk mengemas event ini lebih menarik dan berdurasi lebih panjang," tambahnya.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan festival agar semakin dikenal luas dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.
"Kami berharap festival ini tidak hanya menjadi acara tahunan, tetapi juga semakin melekat dalam identitas budaya Bagansiapiapi,"pungkasnya.
Festival Bakar Tongkang memiliki akar sejarah panjang, berasal dari kisah para perantau Tionghoa yang menetap di Bagansiapiapi sejak tahun 1880. Tradisi ini menjadi simbol harapan bagi masyarakat setempat, dengan prosesi pembakaran replika kapal sebagai bentuk doa untuk keberuntungan di masa mendatang. (MAD)