Oleh: Nur Aini, Mutia Puspita Sari, dira april indira, fauziah nadila nelson putri, Halimahtusyadiah Liszar Awalni
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah wajah pendidikan di seluruh dunia. SMA Kristen Kalam Kudus Padang, sebagai Google Reference School pertama di Sumatera Barat, berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi terkini demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu aspek inovatif yang diterapkan adalah penggunaan media audio-visual yang memadukan platform Google Meet dengan Smart TV di ruang kelas dan juga Google Classroom. Pendekatan ini mendukung fleksibilitas, interaktivitas, dan aksesibilitas yang lebih baik bagi seluruh siswa.
Pembelajaran tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu, tetapi dapat berlangsung secara daring, sinkron, dan asinkron. Kondisi ini diperkuat oleh revolusi digital yang menuntut kemampuan abad ke-21 seperti literasi teknologi, komunikasi virtual, serta kolaborasi daring.
SMA Kristen Kalam Kudus Padang, sebagai Google Reference School pertama di Sumatera Barat, telah mengimplementasikan pendekatan pembelajaran digital yang inovatif melalui pemanfaatan Platform sebagai media audio-visual interaktif di ruang kelas. Pemanfaatan tersebut dimaksudkan untuk menjawab tantangan pembelajaran konvensional yang kaku, terbatas secara spasial, dan kurang mampu mengakomodasi gaya belajar beragam siswa.
Sebelum pandemi dan sebelum transformasi digital dilakukan, pembelajaran di SMA Kristen Kalam Kudus Padang masih sangat bergantung pada metode ceramah dan penggunaan papan tulis. Siswa yang tidak hadir karena sakit, mengikuti lomba, atau karena kendala transportasi, sering kali kehilangan kesempatan mengikuti pelajaran dengan optimal.
Hal ini menciptakan kesenjangan dalam akses pendidikan. Sekolah ini mulai mencoba menggunakan aplikasi Google sejak tahun 2020 sebagai bagian dari upaya adaptasi terhadap kebutuhan pembelajaran jarak jauh. Namun, baru secara resmi diresmikan sebagai Google Reference School pada tahun 2024. Status ini memberikan SMA Kristen Kalam Kudus Padang akses penuh ke Google Workspace for Education, yang membuka peluang integrasi teknologi secara menyeluruh dalam proses pembelajaran.
Google Meet mulai digunakan untuk kelas daring sinkron, dan Smart TV dipasang di tiap ruang kelas untuk menunjang pembelajaran digital dalam kelas fisik. Namun, transisi ke pembelajaran digital tidak berjalan tanpa hambatan. Hambatan utama meliputi kualitas jaringan, keterbatasan perangkat, serta tingkat kesiapan guru dan siswa dalam menggunakan teknologi baru. Dukungan tim IT internal dan pelatihan rutin menjadi kunci utama dalam menjawab tantangan ini.
Secara komprehensif bagaimana Google Meet dan Smart TV dijadikan sarana pembelajaran audio-visual, bagaimana integrasinya dengan Google Classroom memungkinkan siswa yang berhalangan hadir secara fisik dapat tetap mengikuti proses belajar, serta analisis manfaat, tantangan, dan strategi pengembangan berkelanjutan
Google Meet sebagai Media Audio-Visual
Google Meet menghasilkan kualitas video dengan resolusi HD, audio yang jernih dan fitur share screen yang mendukung presentasi slide dan pemutaran video. Fitur breakout rooms memfasilitasi siswa berdiskusi dalam kelompok kecil, membangun kolaborasi yang efektif. Misalnya, saat guru ingin siswa berdiskusi kelompok, mereka bisa dipindahkan ke breakout rooms masing-masing. Setelah selesai, mereka akan kembali ke ruang utama untuk berbagi hasil diskusi.
Dalam praktiknya, guru biasanya memulai pelajaran dengan menyiapkan video pendek sebagai pengantar topik, lalu memutar materi tambahan menggunakan fitur share screen. Setelah itu, siswa dibagi ke dalam breakout rooms untuk berdiskusi dalam kelompok kecil, misalnya membahas studi kasus atau mengerjakan tugas proyek. Setelah diskusi selesai, mereka kembali ke sesi utama untuk mempresentasikan hasil diskusi dan melakukan refleksi bersama.
Selama proses ini, guru juga bisa merekam sesi pembelajaran agar siswa dapat menontonnya kembali jika perlu, terutama bagi yang tidak bisa hadir. Selain itu, pembelajaran jadi lebih seru dan interaktif dengan adanya fitur chat, polling langsung, dan reaksi emoji. Siswa bisa bertanya lewat chat, menjawab pertanyaan lewat polling, atau menunjukkan tanggapan mereka dengan emoji seperti jempol atau tepuk tangan. Semua ini membantu menciptakan suasana belajar yang lebih hidup dan menyenangkan.
Lebih jauh lagi, kehadiran media audio-visual seperti Google Meet mendorong guru untuk lebih kreatif dalam menyusun strategi pembelajaran. Guru tidak hanya menjadi seorang yang menyampaikan informasi, tetapi juga fasilitator yang memandu proses pembelajaran interaktif dan kolaboratif. Dengan demikian, pemanfaatan teknologi ini turut berkontribusi dalam membentuk lingkungan belajar yang modern, adaptif, dan lebih sesuai dengan kebutuhan generasi digital saat ini.
Penggunaan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran
Google Classroom di SMA Kristen Kalam Kudus Padang merupakan alat penunjang pembelajaran digital yang memadukan kegiatan pembelajaran luring dan daring. Setiap materi pembelajaran mulai dari modul, presentasi PowerPoint, video materi pengantar, dibagikan lewat Classroom sehingga siswa dapat mengaksesnya kapan saja. Dari sisi manajemen kelas, Google Classroom memberi guru alat monitoring untuk melihat keaktifan siswa, siapa saja yang sudah membuka materi, mengerjakan tugas, sehingga proses pembelajaran lebih terarah dan tepat waktu. Karena sifatnya yang bisa digunakan secara daring, maka ini memudahkan siswa yang tidak dapat hadir di kelas.
Umpan balik juga dapat diberikan oleh guru sebagai penlaian. Guru bisa memberikan catatan atau komentar yang bisa dilihat oleh siswa yang bersangkutan, seperti memberikan saran perbaikan tugas atau materi yang perlu ditambahkan. Kombinasi dari kemudahan akses, integrasi dengan model PBL, dan transparansi progres belajar ini mengukuhkan Google Classroom sebagai media pembelajaran utama di SMA Kristen Kalam Kudus Padang mewujudkan visi sekolah sebagai Google Reference School yang menerapkan pembelajaran digital secara holistik.
Penggunaan Google Classroom sebagai Media Pembelajaran
Setiap ruang kelas di SMA Kristen Kalam Kudus Padang telah dilengkapi dengan Smart TV yang berfungsi sebagai sarana penunjang pembelajaran digital. Smart TV ini tidak hanya berperan sebagai layar tampilan, tetapi juga merupakan perangkat multimedia lengkap karena telah dilengkapi dengan speaker berkualitas tinggi, koneksi Wi-Fi, yang memungkinkan koneksi langsung dengan laptop guru. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi guru untuk menampilkan materi pembelajaran dari berbagai sumber dengan mudah dan cepat.
Ukuran layar yang besar sangat membantu dalam menjangkau seluruh siswa di kelas, bahkan mereka yang duduk di bagian belakang. Materi pembelajaran seperti video dokumenter, animasi edukatif, dapat ditampilkan dengan jelas dan tajam. Tampilan visual ini sangat membantu siswa dalam memahami konsep abstrak atau materi yang bersifat visual-eksploratif, seperti geografi, sosiologi, ekonomi, dan sejarah, yang merupakan bagian dari mata pelajaran IPS.
Integrasi antara Smart TV dan Google Meet juga memungkinkan terciptanya ekosistem pembelajaran hybrid (suasana atau lingkungan belajar yang menggabungkan pembelajaran tatap muka di kelas (luring) dengan pembelajaran jarak jauh secara online (daring) secara bersamaan).
Dalam situasi di mana sebagian siswa mengikuti pelajaran dari rumah atau tempat lain. Smart TV menampilkan wajah guru, slide presentasi, dan materi ajar secara langsung. Sementara itu, siswa yang hadir secara fisik di kelas dapat melihat dan berinteraksi dengan siswa yang bergabung secara daring.
Hal ini mendorong terciptanya pengalaman belajar yang setara antara siswa luring dan daring.Fitur mode dual screen pada Smart TV juga memberikan nilai tambah yang signifikan. Guru dapat menampilkan video pembelajaran di satu sisi layar, sementara slide presentasi atau catatan penting ditampilkan di sisi lainnya. Hal ini sangat membantu dalam menyampaikan informasi secara paralel tanpa harus berganti-ganti tampilan, yang bisa mengganggu fokus siswa.
Selain itu, karena mendukung berbagai aplikasi berbasis web seperti YouTube, Google Chrome, dan platform pembelajaran digital lainnya, guru bisa langsung mengakses sumber belajar tambahan secara real-time tanpa harus berpindah perangkat. Ini memungkinkan guru untuk lebih adaptif terhadap kebutuhan pembelajaran saat itu, seperti menunjukkan video yang relevan, menjawab pertanyaan siswa dengan membuka sumber tepercaya, atau memberikan demonstrasi secara langsung.
Secara keseluruhan, penggunaan Smart TV memperkaya metode pengajaran konvensional dan membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif, fleksibel, dan menarik. Dengan dukungan media audio-visual yang kuat, siswa tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi juga diajak untuk lebih aktif mengeksplorasi, berdiskusi, dan memahami konten pelajaran sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing baik visual, auditori, maupun kinestetik.